Minggu, 31 Agustus 2008

Obesitas Hilang Hidup Sehat


Sepertinya, sekarang gencar-gencarnya kampanye “anti-obesitas”. Stasiun radio dan satsiun televisi sering sekali menayangkan talk show yang membahas tentang obesitas. Karena sekarang obesitas bukan lagi problem lokal, melainkan problem bagi dunia internasional. Dari negara maju sampai negara berkembang, rakyatnya mengalami obesitas. Obesitas menjadi masalah yang begitu serius karena efek domino yang ditimbulkan. Penyakit jantung dan hiperkolesterol merupakan contoh penyakit yang timbul karena kegemukan. Dari tahun ke tahun orang yang mengalami obesitas semakin meningkat.

Memang benar jika dikatakan apabila obesitas terjadi karena faktor keturunan, namun faktor lingkungan lebih berpengaruh. Banyak hal yang mendukung terjadinya obesitas misalnya menjamurnya fast food, model transportasi berbahan bakar minyak , dan fasilitas umum (lift, eskalator). Semuanya cenderung menyebabkan cadangan energi kita menumpuk karena kandungan lemak berlebih dan pembakaran kalori yang cenderung sedikit . Selain itu gaya hidup yang buruk juga mendorong terjadinya obesitas misalnya pola makan buruk dan malas berolahraga.

Obesitas bukan hanya menjadi masalah serius bagi kesehatan tubuh tetapi juga perkembangan psikis. Beberapa aktivitas menjadi sulit jika kita mengalami obesitas. Untuk belum atau sudah mengalami obesitas dapat dihitung dengan Indeks Massa Tubuh (IMT) = berat(kg)/[tinggi badan (m)]kuadrat .

Underweight
Berat <16,00>
Menengah 16,00 – 16,99
Ringan 17,00 – 18,49
Batas Normal 18,50 – 24,49
Overweight
Preobesitas 25,00 – 29,99
Obesitas
Obesitas I 30,00 – 34,99
Obesitas II 35,00 – 39,99
Obesitas III >39,99
Lalu bagaimanakah jika sudah memasuki preobesitas atau memang mengalami obesitas. Tentu saja dengan meurunkan berat badan kita sampai pada range normal. Penurunan berat badan tubuh sebaiknya jangan asal-asalan tetapi harus benar dan sehat juga perlu didampingi ahli gizi atau dokter ahli gizi. Cara menurunkan berat badan :
Diet
Diet bukan berarti tidak makan sama sekali. Diet merupakan suatu cara mengatur porsi makan kita. Porsi makan kita disesuaikan dengan aktivitas yang bakal kita jalani.
Olahraga
Kegiatan ini berperan penting dalam menurunkan kandungan lemak pada tubuh kita. Olah raga yang kita jalani tidak harus berat, tetapi ringan juga boleh, seperti jalan santai selama 30 menit. Olahraga yang benar adalah rutin bukan latihan yang berat tetapi angin-anginan.
Menggunakan obat
Penggunaan obat untuk menurunkan berat badan tentunya harus berdasarkan saran dokter ahli gizi dan mempunyai syarat- syarat khusus.
Pembedahan
Sama halnya dengan penngunaan obat, pembedahan dilakukan oleh paramedis. Pembedahan dilakukan jika masalah obesitas memiliki IMT lebih dari 40,00.
Info terkait dapat dilihat di http://www.medicastore.com/

Read More......

Selasa, 12 Agustus 2008

Pentingnya berpikir Positif


Ketika saya masih duduk di bangku sma, salah seorang guru biologi sangat percaya pada “chi” dan beliau juga memiliki kemampuan menyalurkan energi itu. Hampir di setiap mengajar beliau selalu bercerita tentang chi dan bagaimana efeknya terhadap orang-orang yang pernah diobatinya. Pengobatan yang beliau lakukan adalah dengan memberikan sugesti positif kepada si pasien. Waktu itu saya hanya setengah percaya setengah tidak.

Baru-baru ini saya membaca sebuah buku karya Kazuo Murakami, Dalam buku tersebut dibahas bagaimana kekuatan pikiran atau keadaan psikis bisa mempengaruhi gen kita. Prof. Kazuo mengatakan bahwa suatu gen bisa dimatikan atupun dipadamkan sesuai dengan keinginan kita. Dicontohkan dalam buku tersebut ketika stress, kita bisa mengalami kerontokan. Bisa dikatakan ada suatu kondisi jiwa yang berpengaruh pada gen kita.

Saya lalu berpikir apa yang dikatakan guru biologi saya memang ada benarnya, bahwa sakit-sehatnya seseorang itu bergantung cara berpikir. Jika kita selalu membawa diri kita pada keadaan bahagia, pastinya kita bisa memadamkan gen-gen yang merugikan kita, sedangkan keadaan sedih akan membuat gen-gen yang merugikan pada diri kita menjadi nyala.

Secara teori sepertinya positive thinking itu mudah. Namun, dalam prakteknya ternyata sulit. Mungkin ketika kita berada dalam keadaan gembira, tak usah berpikir positif saja kita sudah senang sehingga bisa mengaktifkan gen-gen yang baik pada tubuh kita. Misalnya, ketika kita kaki terantuk sesuatu, tetapi kita malah ketawa-ketiwi, rasa sakitnya tidak begitu berasa. Pada saat kita sedih sedang bete, sangat sulit untuk berpikir positif, apa-apa bisa menjadi runyam. Nah, itulah bedanya jika kita berpikir positif.

Read More......